Page 2 of 5
Dua kecapi, gembyung atau rebana, goong tiup, celempung ditambah vokal bukanlah pilihan yang biasa untuk musik folk tapi itu adalah jalan musik yang dipilih dan ditempuh oleh Brotherwolf Sistermoon.
Terbentuk secara insidental karena keinginan untuk kembali membuat percobaan menggali tradisi dalam memainkan musik, Okid yang juga merupakan vokalis Gugat sekaligus pentolan Karinding Attack mengajak Hendra yang juga tergabung dalam Karinding Attack, Alice, Ajeng, Tio, Zalu dan kemudian menyusul Gan-gan. Dua nama terakhir adalah personil band Forgotten.
Lucunya, saat awal terbentuk pada Agustus 2017, mereka langsung didapuk untuk mengisi acara di pembukaan sebuah tempat wisata di Bandung.
“Jangankan album, lagu aja belum ada” seru Alice sambil tertawa.
“Yang bodor (lucu) juga Brotherwolf Sistermoon itu namanya muncul gara-gara saya sedang mendengarkan lagu The Cult. Jadi kita ini grup musik tradisi yang namanya ke-inggris-inggrisan” tambah Alice dengan tawa yang makin lebar.
Cukup tentang nama, cita-cita Brotherwolf Sistermoon adalah mencoba mengingatkan manusia untuk
kembali bersatu dengan semesta. Pun dengan single Mati Sebelum Mati yang berangkat dari kegelisahan melihat manusia yang makin tidak menghargai satu sama lain dan pergeseran gaya hidup yang makin jauh dari nilai luhur warisan budaya.
“Tapi kami tidak ingin menggurui, makanya kami melakukan ini lewat musik agar bisa dengan mudah masuk dan didengar orang. Bersyukur saya berjumpa dengan teman-teman yang satu visi dan juga ingin mengeksplorasi hal yang sama”
“Brotherwolf Sistermoon juga beruntung karena ternyata masing-masing personil dengan alat dan kemampuan masing-masing memang punya akar dalam seni tradisi. Ditambah Gangan yang punya kemampuan notasi musik, meski kita punya keterbatasan nada karena alat musik yang kita pilih, setidaknya nadanya benar.” Tutur Okid.
Menurut rencana, single “Mati Sebelum Mati” akan rilis bersama 5 lagu lain dalam bentuk kaset yang dirilis oleh 100.000 records dan album penuh dalam bentuk CD sebelum akhir tahun ini. (Boit/2018)
Link: Soundcloud
Mati Sebelum Mati
I. Sadarlah kau hai manusia
Kau hidup di alam kepalsuan
Arogansi menyesatkan
Terhanyut dalam keserakahan
II. Jiwa-jiwa tak tentu arah
Terbelenggu musuh yang nyata
Diri angkuh untuk bersujud
Terpuruk melarat dalam sekarat
Reff :
Leburlah badan menjadi nyawa
Leburlah nyawa menjadi rasa
Leburlah rasa menjadi cahaya
Lalu sirna
Tinggalah Hyang Agung abadi
Kembali ke II, Reff 2x
Mati sebelum mati
Matilah sebelum mati 2x
Tentang Brotherwolf Sistermoon
Brotherwolf Sistermoon adalah band yang berasal dari kota Bandung dengan personil Hendra Romadon/Herbal (celempung), Uun Ajeng Maulidari/Ajeng (kecapi), Dikky Mochamad Dzulkarnaen/Okid (goong tiup, karinding), Gangan Ginanjar/Gan-gan (kecapi, suling), Satio Wikuntoro/Tio (backing vocal), Rizalu Ramdhan/Zalu (gembyung), Lisna Listriana Riadini/alice (vocal). Terbentuk sejak 2017, mengawinkan musik folk dan tradisi, mereka tidak mau keterbatasan nada alat musik mereka jadi penghalang agar musik mereka bisa diterima dunia. Menurut rencana album penuh mereka akan rilis dalam waktu dekat.
Kontak:
Okid 081214905553 | okidgugat@gmail.com |
- bwolfsmoon
Jadi kemarin, ketika fitur tanya bertanya muncul di instagram, ada salah satu teman yang bertanya tentang resep kami menjadi orang tua yang rock n roll. Ketika saya bertanya tentang definisi rock n roll, ternyata salah satunya tentang bagaimana kami tidak malu dengan kelakuan Tiana yang “petakilan” di muka umum. Saya sebetulnya ingin tertawa mendengar pertanyaannya. Selain saya merasa bahwa cara saya dan partner saya #3 tidaklah sebegitu rock n roll-nya, malunya sebelah mana? Tiana tidak pernah mengganggu anak lain ketika dia tidak bisa diam. Dia juga tidak merugikan dan merusak properti orang. Dia anak yang aktif dengan energi dan juga rasa ingin tahu yang besar. Mungkin kesalahan terbesar kami adalah membuat dia percaya bahwa dunia itu tempat bermain yang sangat besar dan isinya adalah orang-orang yang dia bisa percaya.
Anak butuh rasa aman. Rasa percaya. Rasa bahwa dia bukanlah raja yang keinginannya selalu bisa dikabulkan tetapi manusia biasa yang butuh bantuan sesama. Bersama Bunga dan terutama Tiana, saya dan #3 kembali belajar tumbuh tanpa rasa curiga terhadap orang lain.
Jadi, saya sering sekali menulis di notes handphone, ide-ide kecil atau apapun yang terlintas di kepala. Beberapa bisa panjang tapi lebih sering pendek-pendek, satu atau dua kalimat atau bahkan hanya sapaan yang terlintas dalam pikiran pada orang yang sedang jauh dari saya.
musik itu tentang ingatan. Sama dengan wangi yang bisa mengingatkanmu pada sosok seseorang, musik bisa membawamu pulang pada satu masa. Mungkin hanya lirik yang sepenggal atau nada atau bahkan wajah-wajah yang kau temui pada sebuah pertunjukan.
Kadang, kita tdak ingin pulang, memang. Tapi coba saja jangan berdendang ketika lagu kesukaanmu berkumandang. Pasti gagal.
Abis diminta bantuan buat nulis pers rilis singlenya Mr. Sonjaya yang baru, Cukuplah..
Kelompok musik folk dari Bandung, Mr. Sonjaya merilis single sebagai bagian dari album baru yang menurut rencana akan rilis sebelum tahun 2018 ini berakhir.
Tembang tersebut diberi judul “Cukuplah”. Berkisah tentang kekuatan cinta abadi dari sosok ibu yang meski tak selalu hadir nyata dan ada, tapi selalu menjadi kekuatan yang selalu hadir dalam titah-titah lembut imajinasi kepala. Tentang kehilangan yang bisa terjadi pada siapa saja, kemunduran mental yang terjadi ketika merasa kalah.
Koran Cetak Pikiran Rakyat, Minggu, 22 April 2018. Wawancara oleh: Windy Pramudya.